ASPEK PERTUMBUHAN MENJADI DEWASA
A. Aspek Intelektual
Ada beberapa pola pikir yang harus dimiliki oleh orang dewasa, yaitu: 1. Cara berfikir positif
2. Cara berfikir proaktif
3. Cara berfikir kritis
4. Cara berfikir komprehensif
Penjelasan.
1. Cara berfikir positif
Berfikir positif merujuk pada suatu pemikiran yang selalu mencari sisi baiknya dalam segala hal.
Lawannya adalah berfikir negatif, yaitu pola pikir yang selalu melihat sesuatu dari sisi buruknya.
Berikut adalah karakteristik orang dengan konsep diri positif menurut D.E. Hamachek:
- Yakin terhadap pendapat dan sikapnya.
- Mampu bertindak benar.
- Menerima pujian secara wajar.
- Sanggup menerima diri dan merasa berguna bagi orang lain.
Sedangkan, empat konsep diri negatif menurut William D. Brooks dan Philip Emert, adalah:
- Peka terhadap kritikan, cenderung menolaknya.
- Responsif terhadap pujian, menanggapinya secara berlebihan.
- Hiperkritis, senang mengkritik, tetapi tidak mau dikritik.
- Pesimis dan cenderung menghindari kompetisi sehat.
2. Cara berfikir proaktif
"Jemput bola" istilah ini digunakan untuk menggambarkan tindakan inisiatif "mendatangkan
bola" daripada menunggu bola menggelinding ke arahnya, yang belum tentu sampai. Orang
yang proaktif adalah orang yang menggunakan pertimbangan terlebih dahulu sebelum
memberikan respon terhadap sesuatu. Proaktif terbentuk dari inisiatif yang positif.
Agar mampu menjadi proaktif, manusia harus belajar untuk:
- Melatih diri untuk mengharapkan, mencari, dan melakukan kemungkinan lain yang telah ada.
- Berusaha mencari dan melakukan pendekatan lain.
- Berusaha menghindarkan diri dari hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri.
- Berani mencoba.
3. Cara berfikir kritis
Berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi yang
yang dapat diperoleh dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat atau komunikasi. Pola pikir
kritis mencakup keterampilan menafsirkan dan menilai pengamatan, informasi, dan memberi
argumentasi, meliputi pemikiran dan penggunaan alasan yang logis, mencakup keterampilan
membandingkan, mengklasifikasi, membuat kronologinya, menghubungkan sebab-akibat,
mendeskripsikan pola, membuat analogi, menyusun rangkaian, memberi alasan secara deduktif
dan induktif, peramalan, perencanaan, perumusan hipotesis, dan penyampaian kritik.
Hal-hal yang menghalanginya, antara lain:
- Tidak memiliki seluruh informasi yang relevan.
- Tidak bersifat netral.
- Bersifat emosional.
4. Cara berfikir komprehensif
Berfikir komprehensif berlawanan dengan berpikir parsial. Berfikir komprehensif adalah berpikir
secara menyeluruh, dengan cara mempertimbangkan berbagai aspek dan dari berbagai aspek atau
sudut pandang. Cara berfikir komprehensif sangat penting untuk memahami sesuatu secara me
-nyeluruh. Orang yang berfikir secara komprehensif akan menilai secara objektif dan tidak me
-nentukan keputusan dengan gegabah.
B. Aspek Sosial
Dewasa dalam aspek sosial berarti mampu bersosialisasi dengan baik dan benar serta mampu menempatkan dirinya dengan setiap orang. Hubungan yang baik ditandai dengan terbangunnya
komunikasi dua arah, sikap saling menghargai, menerima dan mengakui. Tidak hanya itu, tetapi
juga dapat menempatkan diri dalam situasi apa pun dan menyesuaikan diri dengan lingkungan
tempat ia berada. Dalam hubungan sosial diperlukan sikap peduli dan saling mendahulukan
kepentingan orang lain. Orang dewasa dalam aspek sosial juga akan menjaga kelestarian hubungan
dengan orang-orang disekitarnya.
C. Aspek Emosi
Emosi adalah gejala perasaan disertai perubahan atau perilaku fisik seperti marah, senang, sedih,
cerita, dan sebagainya. Kedewasaan seseorang tidak terletak pada usianya, tetapi pada sejauh
mana tingkat kematangan emosionalnya.
Beberapa ciri aspek emosional dalam diri pribadi dewasa, antara lain:
- Mendahulukan logika daripada emosi, tidak egois.
- Mengontrol emosi dengan baik dalam penyelesaian masalah.
- Memikirkan masa depan yang lebih baik.
- Menerima hal buruk, kekecewaan atau tekanan dengan tenang dan stabil.
Ada orang-orang yang mengekspresikan segala sesuatu dengan satu cara saja, yaitu menangis.
Orang-orang seperti ini mempunyai keadaan kejiwaan yang disebut alexisthymia.
D. Aspek Moral
Moral berasal dari kata mores, yang artinya tata cara kehidupan, adat istiadat atau kebiasaan.
Moral berhubungan dengan kaidah dan pranata yang mengatur perilaku individu dalam hubungan
sosial dengan orang lain dan sebagai standar baik buruknya perilaku seseorang.
John Dewey membagi tahapan moral menjadi 3, yaitu:
1. Tahap pramoral, di mana anak belum menyadari keterikatannya pada aturan tertentu.
2. Tahap konvensional,di mana kesadaran akan ketaatan pada kekuasaan tertentu mulai ber
-kembang.
3. Tahap otonom, di mana anak menyadari keterikatannya pada aturan tertentu.
Menurut Lawrence Kohlberg, perkembangan moral seseorang terdiri dari enam tingkat orientasi.
1. Tingkat 1, Prakonvensional, di mana aturan moral masih ditafsirkan sebagai sesuatu yang
menyakitkan. Misalnya, berlaku sopan atau baik karena takut dihukum.
Tingkat ini terbagi menjadi dua, yaitu: Orientasi pada kepatuhan dan Hukum dan Orientasi
pada minat pribadi.
2. Tingkat 2, Konvensional, di mana seseorang berperilaku baik karena ada kesepakatan di dalam
keluarga, masyarakat, atau antarpribadi.
Tingkat ini terbagi menjadi dua, yaitu: Orientasi pada keserasian interpersonal dan
konformitas dan Orientasi pada otoritas dan pemeliharaan aturan sosial.
3. Tingkat 3, Pascakonvensional, di mana moral dirumuskan berdasarkan nilai-nilai dan prinsip
moral yang dapat diterapkan terlepas dari identitas diri/kelompok tertentu.
Tingkat ini terbagi menjadi dua, yaitu: Orientasi pada kontrak sosial karena perilaku
didasarkan pada keputusan mayoritas dan Orientasi etika universal.
E. Aspek Spiritual
Dalam pertumbuhan spiritual seseorang perlu mengalami pertumbuhan iman dan hidup takut
akan Tuhan.
1. Bertumbuh dalam iman
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang
tidak kita lihat (Ibrani 11:1). Ada beberapa hal penting tentang iman:
- Iman adalah anugerah Tuhan.
- Iman tidak pernah selesai.
- Iman mendatangkan hikmat dan iman adalah dasar.
- Iman menyelamatkan.
2. Takut akan Tuhan
Takut akan Tuhan adalah sikap hormat, tunduk, dan taat kepada Tuhan karena memercayai
-Nya. Sikap ini membawa seseorang pada ketaatan dan melakukan kehendak Tuhan.
Post a Comment